Satellite, 5G dan delay time

Satellite, 5G dan delay time

Flashback dan Pengembangan Artikel terbaru

Satellite, 5G dan delay time
Catatan Wawan Setiawan

7 Juni 2020

Sumber artikel:

Selama ini kita membangun jaringan WAN atau Wide Area Network atau Internet bisa menggunakan media seperti kabel optic, GSM Radio atau GPRS, 2G, 3G, 4G, 5G, dst dan juga menggunakan teknologi Satellite. Masing masing mempunyai kelebihan dan kelemahan tersendiri. Kabel optic mempunyai kecepatan atau delay time yang paling cepat atau kecil, karena kabel optic menggunakan photon atau cahaya didalam transmisi data. 

Photon atau cahaya mempunyai kecepatan sekitar 300.000.000 meter per detik dan menurut Albert Einstein tidak ada partikel yang bergerak melebihi kecepatan photon atau cahaya.

Namun kabel optic mempunyai daya jangkau yang terbatas, harus membangun jaringan kabel untuk menghubungkan node. 

Sedangkan GSM atau CDMA radio mempunyai daya jangkau yang lebih luas, karena berbasis jaringan GSM atau CDMA mobile phone. Namun delay GSM atau CDMA radio lumayan besar, sekitar 50-300 ms. Sedangkan Satellite mempunyai jaringan coverage terluas, namun delay-nya sangat tinggi, sekitar 600 ms.

Delay time didalam transmisi data penting, karena didalam transmisi data kita mengenal istilah BDP atau Bandwidth-Delay Product. Didalam rumus BDP, besar bandwidth dibagi dengan kecepatan transmisi data, sehingga sebagai analogi, bandwidth dengan besaran 128 Kbps dengan delay 1 ms, akan lebih besar melakukan transmisi data daripada bandwidth 1 Mbps dengan delay 1000 ms.

Namun rupanya perkembangan inovasi teknologi berjalan terus, industri Satellite berkembang menjadi teknologi HTS atau High Throughput Satellite dan bisa mengorbit rendah sehingga mengurangi delay time secara signifikan. Starlink, perusahaan dari SpaceX milik Elon Musk baru saja meluncurkan 60 Satellite HTS dengan orbit rendah. 

Delay time Satellite ini hanya sekitar 20-30 ms saja, sangat jauh improvement-nya daripada dulu sekitaran tahun 2005 ketika saya masih berbisnis internet via satellite yang mempunyai delay time minimal 450 ms ketika fiber-optic dikombinasikan dengan satellite, atau upstream menggunakan kabel optic dan downstream menggunakan satellite.

Tidak hanya teknologi Satellite saja yang berkembang, tapi juga teknologi GSM radio, sekarang sudah sampai teknologi 5G yang banyak dikembangkan oleh Huawei. Teknologi 5G saat ini sudah mampu untuk mempunyai delay time hanya 1 ms, hampir bersaing dengan kabel optic. 

Dan inovasi teknologi akan terus berjalan dengan radikal, akan masih ada 6G, 7G, dlsb. Sedangkan kabel fiber optic sudah maximal, karena kabel optic menggunakan photon atau cahaya yang saat ini merupakan partikel paling cepat di alam semesta, sehinggi tidak bisa di improve lagi.

Dengan demikian di masa depan persaingan broadband internet akan semakin keras, operator atau internet service provider berbasis kabel optic akan bersaing ketat dengan operator 5G atau 6G dan juga terhadap layanan broadband satellite starlink milik Elon Musk.

————

Pengembangan artikel per Kamis, 14 September 2023

Teknologi inovasi berkembang di hampir semua bidang. Penggunaan kabel fiber optic secara massal bahkan FTTH (Fiber to the home) tidak membuat pengembangan teknologi nirkabel berhenti terkena disrupsi.

Perkembangan Wifi sudah dalam pengembangan Wifi-7, perkembangan GSM sudah mencapai 6G meski teknologi 5G masih banyak mengalami kendala.

Perkembangan teknologi Satellite sudah berada di VHTS (Very High Throughput Satellite). Orbitalnya juga di ranah LEO (Low Earth Orbit) yang berada di kejauhan angkasa antara 160-2000 KM.

Teknologi modulasi, sudah mencapai 2048 QAM (Quadrature Amplitude Modulation).

Frekuensi yang digunakan semakin tinggi. Konsekuensinya bandwidth menjadi semakin lebar, latency semakin kecil, namun jarak jangkauan menjadi semakin pendek, resiko kesulitan melewati halangan bangunan juga semakin tinggi.

Teknologi 7G, sudah menggunakan frekuensi sangat tinggi, sudah di ranah Terahertz (Thz)

Negara China, melalui korporasi Huawei yang proporsi sahamnya mencapai 98% (disebut dengan employee-owned company), berhasil mengembangkan teknologi 5G secara cepat.

Namun teknologi inovasi Huawei yang sangat cepat menyediakan perangkat 5G dengan harga murah, malah terkena sanksi dari Eropa dan Amerika.

Era quantum masa depan, membangun quantum network atau quantum internet sudah tidak memerlukan sambungan cepat fiber optic ataupun sambungan nirkabel yang harus berfrekuensi secara tinggi.

Fenomena quantum entanglement membawa rekayasa komunikasi digital data dengan “latency mendekati real time”, bandwidth sangat lebar, plus tidak mengenal jarak.

Infrastruktur telekomunikasi memang berkembang cepat dengan teknologi inovasi terbaru yang bisa membawa bandwidth data lebih lebar, latency lebih rendah, lebih tahan gangguan interferensi, namun uniknya pengembangan teknologi inovasi software untuk efisiensi transmisi data terus dilakukan. 

Pengembangan protokol TCP algoritma untuk congestion control terus dilakukan, pengembangan kompresi data yg akan ditransmisi juga terus dilakukan, misal saat ini yang terbaik adalah ZSTD, pengembangan tcp/http pipelining (1 tcp mengambil beberapa tcp object data), http persistent (1 tcp di-reuse oleh beberapa tcp), sampai pengembangan cache data di level byte juga terus dilakukan.

Apa saja dikembangkan dan di-inovasi terus menerus.

———-

Referensi:

Phototunable chip-scale topological photo- nics: 160 Gbps waveguide and demultiplexer for THz 6G communication

https://drive.google.com/file/d/1iCBX7rfOA_DAcUgwCB4qGTRnJeQFuvCy/view?usp=drivesdk

Tbit/s line-rate satellite feeder links enabled by coherent modulation and full-adaptive optics

https://drive.google.com/file/d/15qB9E3zOffQirL0CrwqszJasauLhFyuJ/view?usp=drivesdk

The collaborative role of blockchain, artificial intelligence, and industrial internet of things in digitalization of small and medium‐size enterprises

https://drive.google.com/file/d/1y4g_9RsUO6JUq-8elY_ThJhuPgLTg5OW/view?usp=drivesdk

Entanglement between more than two hundred macroscopic atomic ensembles in a solid

https://drive.google.com/file/d/1QPPV_tryPsnmmUZQez6cEo_B31zHGDKC/view?usp=drivesdk

Satellite-based quantum information networks: use cases, architecture, and roadmap

https://drive.google.com/file/d/1e85IhxGq45sHhgojGCiqsc-N3m-lGIhl/view?usp=drivesdk

Identification of networking quantum teleportation on 14-qubit IBM universal quantum computer https://drive.google.com/file/d/1dYiFGWOfbQjbCmTpx6WdqbS5CvjmCSG1/view?usp=drivesdk

Robustness of noisy quantum networks https://drive.google.com/file/d/1vhHNtG3iR2t37pGSj9xvP7m9FW8t2bMg/view?usp=drivesdk

Qubit teleportation between non-neighboring nodes in a quantum network https://drive.google.com/file/d/1gcxic_OhSSb9BvlBxV2MNLBQazlTINeJ/view?usp=drivesdk

Teknovasi – Take u to the Future teknovasidotorg

Sponsor: Equnix Business Solutions equnixdotasia

Link yang berkaitan:

Teknovasi Youtube Webinar: “Cyber Security – Keamanan Data Nasabah Pada Penyedia Layanan Umum”   

Teknovasi Youtube Webinar: “AI dan Teknologi Pembobolan Data, oleh I Made Wiryana” – Dosen S3 Gunadarma”

Teknovasi Youtube Webinar: “Apa itu Hacker, Cracker, White Hacker dan Etikanya, oleh Louis Larry CEO CloudKilat”

Teknovasi Youtube Webinar: “Mengatasi Kebocoran Terkait Manajemen Data di Perbankan, oleh Julyanto Sutandang CEO Equnix Business Solutions”

Teknovasi Youtube Webinar: Bincang Santai dari Software Programming sampai AI

Teknovasi Youtube Webinar – Masa depan dunia programming di tengah AI. Narasumber (alm) Stefanus Palapa, software engineer Intel Jerman. 

Teknovasi Youtube SBOtv Live – Masa depan dunia dengan Narasumber utama Wawan Setiawan.

Leave a Reply